QnA : Faktor Kritis Pengujian Endotoksin Kuantitatif
Pertanyaan dari Admas Fajar :
Sesuai standard ISO / Permenkes sekalipun, untuk air RO tidak disebutkan dan tidak diujikan kadar pHnya.
Tanggapan :
Menurut Permenkes memang tidak menyebutkan standard pH untuk air RO HD, tetapi jika menggunakan standard lain seperti Pharmacopoeia 16, pH 6-8. USP C 2020 161 “Medical Devices – Bacterial Endotoxin and Pyrogen Test” , pH yang dapat diuji pada range 6-8. Jurnal Continuing Nursing Education, Water Treatment for HD an Update (2013) pH ideal 5-8,5. INAC Journal 2011, Effect of Dilutions Factor on 18FDG and NA18F Samples For Bacterial Endotoxin Test Using PTS disebutkan dalam range pH 6-8. Sementara itu dari segi alat dan reagen, dikarenakan memiliki kemampuan baca pada pH tertentu sehingga apabila sampel berada diluar range pH maka harus dilakukan pengenceran. Semakin tinggi pengenceran maka ketepatan nilai yang dihasilkan akan berkurang. Pada kondisi normal pH tubuh ideal berkisar antara 7,35-7,45. Terlalu tinggi atau terlalu rendah pH dalam tubuh dapat mengakibatkan gangguan metabolisme. Dari beberapa hal diatas, sebaiknya diambil langkah terbaik dengan tujuan memberikan kualitas air RO paling aman bagi pasien.
(Refferensi tambahan : Environmental Protection Agency (EPA) di Amerika Serikat merekomendasikan bahwa besaran pH untuk air minum yang layak dikonsumsi adalah antara 6,5-8,5. PMK 32 Tahun 2017 pH untuk air minum yang layak dikonsumsi adalah antara 6,5-8,5. )
Pertanyaan dari Handoko (RS Pantiwilasa Citarum) :
Mungkinkah hasil uji endotoksin yang terdeteksi adalah bangkai mikroorganisme toksin lipopolisakarida (bangkai endotoksin), agar data valid ketika sampling bagaimana sistem RO HD?
Tanggapan :
Kemungkinan ini bisa terjadi. Karena ada kemungkinan bakteri mati karena adanya proses filtrasi, penggaraman dan proses fisik kimia lain yang ada pada proses. Sehingga menyebabkan sel hancur dan toksin lipopolisakarida bakteri ikut terlarut dalam air.
Pertanyaan dari Asrori (Laboratorium Kesehatan Jepara) :
Dalam distribusi sampel, hal apa yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan agar suhunya stabil pada suhu 4-6 C, apakah diperlukan looger?
Tanggapan :
Hal yang perlu diperhatikan dalam mempertahankan suhu saat distribusi sampel antara lain : wadah (gunakan wadah yg tidak mudah rusak, tertutup rapat dan dapat menahan suhu, seperti marine cooler, sterofoam, termos), icepack (gunakan icepack mengelilingi wadah, sampel berada di tengah, hal ini akan menjaga suhu dalam wadah agar tetap stabil), jika distribusi dilakukan sendiri sediakan termometer, agar dapat dimonitor suhu di dalam wadah selama perjalanan dan sesegera mungkin diantar ke laboratorium untuk dilakukan pengujian.
Pertanyaan dari Salim (PT Sinar Roda Utama) :
Persiapan apa saja yang perlu dilakukan sebelum pengambilan sampel?
Tanggapan :
Pretreatmen : merencanakan proses sampling sejak persiapan sampling (alat dan bahan seperti yang tertuang dalam PPT), serta lama waktu distribusi, mempersiapkan petugas yang kompeten. Apabila menggunakan pengujian metode Kuantitatif maka perlu dilakukan cek pH terlebih dahulu sebelum melakukan sampling agar pH sesuai dengan yang dipersyaratkan laboratorium kami yakni 4-8.
Pertanyaan dari Herlina (RS Mardi Rahayu) :
Berapa jumlah yang di persyaratkan untuk pemeriksaan endotoksin dalam setiap bulannya?
Tanggapan :
Menurut PMK 7 tahun 2019 untuk pengujian Endotoksin dipersyaratkan 1 bulan sekali.
Pertanyaan dari Cahyo (RSU Palang Biru Gombong) :
Apakah untuk pengambilan sampelnya bisa diambil sendiri atau harus dari petugas CDULab yang datang ke RS? Bila petugas dr CDU lab yang mengambil di RS, apakah ada biaya akomodasinya?
Tanggapan :
Pengambilan sampel dapat dilakukan sendiri, asalkan petugas kompeten, wadah free pyrogen, penanganan contoh uji sudah benar (packing dan suhu penyimpanan), kemudian sebelum 24 jam sudah sampai di lab kami untuk diuji. Apabila dari pihak customer kesulitan kami menyediakan layanan sampling, dan ada biaya sampling disesuaikan dengan lokasi sampling. Dapat menghubungi marketing kami (Indri 08122522348), (Desta 082227605407) atau Customer Service (085100244400).
Pertanyaan dari Mahyudi (BTKL Medan) :
Media apa yang digunakan untuk ALT terkait uji endotoksin?
Tanggapan :
Media yang digunakan untuk pengujian ALT dapat disesuaikan dengan referensi acuan yang digunakan. Apabila menggunakan standard method bisa menggunakan media m-HPC agar, PCA atau R2A agar. Dan media lain sesuai dengan referensi yang digunakan.
Tanggapan dari anonim :
Apakah air sampling waktu pengambilan air dengan temperatur 32°C dapat berpengaruh hasilnya (air sampling dikirim dijaga dalam suhu 2-8°C)
Tanggapan :
Ini yang dimaksud air sampling atau suhu ruang ya pak? kami mencoba menjawab. Apabila suhu ruang yang 32°C maka bisa berpengaruh terhadap lingkungan, apabila terlalu panas dan lembab bisa jadi menimbulkan cross contamination dari lingkungan. Apabila yang ditanyakan adalah suhu air maka bisa jadi berpengaruh terhadap sampel ini sendiri. Suhu air yang terlalu panas dapat menimbulkan kerusakan sel bakteri sehingga kadar endotoksin bisa semakin tinggi.
Pertanyaan dari Tatik Handayani (RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten) :
1. Apakah sumber air baku, itu sangat mempengaruhi hasil endotoksin?
2. Apakah kebersihan tandon air baku juga mempengaruhi hasil endotoksin?
3. Faktor apa saja yang harus kita kendalikan supaya hasil endotoksin bagus, sehingga safety pasien bisa diberikan dengan optimal?
Tanggapan :
Faktor yang harus dikendalikan agar hasil endotoksin baik : Ruangan dan perawatan (jenis ruang tertutup/tidak, sanitasi, pembersihan, sirkulasi, situasi kondisi ruang, mobilitas ruang), perawatan alat (pembersihan alat, perawatan rutin, frekuensi), evaluasi perawatan alat, kontrol air baku ( dilakukan cek fisika, kimia dan mikrobiologi air baku, frekuensi dan konsistensi pengecekan), kontrol air produk (cek fisika, kimia dan mikrobiologi air produk, frekuensi dan konsistensi), prosedur sampling oleh petugas yang kompeten, distribusi sampel dengan prosedur yang baik dan benar.
Pertanyaan dari Wiwin Kusumaningrum (RS Moewardi) :
Maintenance apa yang harus dilakukan apabila hasil dari bacterial endotoksin kami masih tinggi padahal sudah dilakukan pemeliharaan?
Tanggapan :
Cek kembali semua faktor yang mempengaruhi air produk dari titik awal, ruangan, air baku, pemeliharaan alat, pemeliharaan ruangan, sanitasi dan lain lain seperti poin di atas.
Pertanyaan dari Suhardi (RS PKU Muhammadiyah Temanggung) :
Kualitas air RO kami, pernah endotoksin diatas baku mutu, akan tetapi pemeriksaan bulan berikutnya memenuhi baku mutu, kira-kira yang perlu diatasi agar kualitas air RO tetap memenuhi standard bagaimana Pak?
Tanggapan :
Cek selalu semua faktor dan bagian bagian penting dalam proses produk air RO ini. Sumber air atau air baku ini sangat berpengaruh terhadap hasil akhir/produk akhir air RO. Apabila kondisi sumber air tidak stabil (kadang baik kadang kurang baik) maka seharusnya dilakukan treatment yang berbeda pula untuk tiap masalah yang mungkin timbul di awal.
Pertanyaan dari Suhardi (RSMT) :
Standar air baku yang bagaimana yang digunakan agar uji endotoksin tetap terjaga kualitasnya, atau hal penting apa dalam perawatan RO nya?
Tanggapan :
Standar air baku yang dapat digunakan adalah standar air baku untuk air higiene sanitasi PMK No.32 Tahun 2017. Apabila standard ini masuk dan ditambah dengan proses air RO yang benar maka dapat meminimalisir hasil kurang baik pada nilai endotoksin.
Pertanyaan dari Adimas Fajar :
Mohon bisa dijelaskan ulang perbedaan pengujian dengan metode kuantitatif dengan semi kuantitatif dengan semi kuantitatif?
Tanggapan :
Semi kuantitatif melihat penggumpalan secara visual, sedangkan kuantitatif menggunakan alat untuk melihat kecepatan penggumpalan, dimana semi kuantitatif memiliki nilai < 0,25 atau > 0,25 sedangkan kunatitatif minimal < 0,05 dan maksimal > 5EU
Pertanyaan dari Duta (RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten) :
Apakah sampel kami harus diukur terlebih dahulu tingkat pHnya?
Tanggapan :
Harus dilakukan pengukuran, sampel 6,5 – 8. Lab dapat mentolerir pH 4-8, karena jika < atau > dari pH tersebut akan menimbulkan masalah di cost dan kualitas pengujiannya tidak terlalu baik, karena semakin besar pengenceran maka hasil semakin tidak akurat.
Pertanyaan dari Arifanto (RSI Sultan Agung) :
Terkait hasil lab air RO endotokisn apakah tidak bisa tertulis nol hasilnya?
Tanggapan :
Setiap metode memiliki keterbatasan pengukuran, sehingga acuan yang digunakan dibawah baku mutu yang ada
Pertanyaan dari Agus (RS Tidar) :
Untuk pengambilan air endotoksin yang paling tepat dimana?
Tanggapan :
pengambilan air endotoksin sebelum masuk ke tandon hasil RO .
Pertanyaan dari Cahyo (RSU Palang Biru Gombong) :
Bapak kami menggunakan media filter untuk teratment air bersih kami, tapi di mesin RO kami pada pada filter catridge pertama selalu saja kotor. Apakah ada treatment lagi yang bisa dilakukan agar filter catridge tidak cepat kotor ? Berapa lama idealnya catridge harus diganti?
Tanggapan :
Fokus pada air baku karena TDS yang tinggi maka kerja RO akan semakin tinggi, sebelum masuk RO tabung media di maksimalkan Filter catridge sebelum ke RO dipasang dengan seri yang berbeda kerapatannya, biasanya catridge yang pertama akan lebih keruh daripada catridge yang kedua , senakin keluar semakin kecil kerapatannya untuk membantu proses penyaringan
Pertanyaan dari Adimas Fajar :
Tadi disebutkan bahwa user menyalakan pompa distribusi saat tindakan HD akan dimulai. Artinya bahwa pompa distribusi dimatikan saat tindakan selesai? Jika demikian apakah potensi bakteri akan muncul karena terdapat air di jalur distribusi yang berhenti mengendap?
Tanggapan :
Untuk air di sakuran merupakan air yang sudah steril dari mikroorganisme maupun bakteri dan lagi untuk eoperasional mesin HD setiap hari sehingga tidak tertalu lama mengendap dalam saluran
Pertanyaan dari Handoko (RS Pantiwilasa Citarum) :
1. Seandainya hasil endotoksin melampaui baku mutu, apa yang akan dilakukan? Dan apakah proses cuci darah masih terus dilakukan atau sementara ditutup sampai hasil endotoksin memenuhi baku mutu?
2. Untuk proses air RO apakah ada standar pemipaan harus stainless dan tandon harus stainless? Seandainya menggunakan pipa PVC atau pralon napakah tidak berpengaruh pada kualitas air RO nya?
Tanggapan :
Selama ini hasil dari pemeriksaan endotoksinbelum pernah melebihi baku mutu, apabila memebihi baku mutu pastinya proses akan kita hendtikan dan kita lakukan perbaikan sehingga baku mutu sesuai dengan yang kita harapkan.
Sebaiknya menggunakan tandon yang stainless steel sehingga air tidak bereakasi dengan tandon dan pemipaan sebaiknya dengan pralon yang katagori food grade.
Pertanyaan dari Suhardi (RS PKU Muhammadiyah Temanggung) :
Kualitas air RO kami, pernah endotoksin diatas baku mutu, akan tetapi pemeriksaan bulan berikutnya memenuhi baku mutu, kira-kira yang perlu diatasi agar kualitas air RO tetap memenuhi standard bagaimana Pak?
Tanggapan :
Tandon hasil RO dan pipa seharusnya menggunakan stanles stel yang food grade dan pipa juga yang katagory food grade dan bebas korosif sehingga aman terhadap air yang akan digunakan untuk HD.
Pertanyaan dari Suhardi (RSMT) :
Standar air baku yang bagaimana yang digunakan agar uji endotoksin tetap terjaga kualitasnya, atau hal penting apa dalam perawatan RO nya?
Tanggapan :
Air baku sesuai dengan PMK no 32 tahun 2017 . Perawatan standar menurut cek list dari vendor seperti pengecekan air baku , pengecekan filter , pengecekan membran , pengecekan UV serta diperhatikan lifetime masing masing peralatan.
Pertanyaan dari Suhardi (RS PKU Muhammadiyah Temanggung) :
Kualitas air RO kami, pernah endotoksin diatas baku mutu, akan tetapi pemeriksaan bulan berikutnya memenuhi baku mutu, kira-kira yang perlu diatasi agar kualitas air RO tetap memenuhi standard bagaimana pak?
Tanggapan :
Faktor yang perlu diperhatikan dalam pengolahan air RO antara lain air baku, media watertreatment, filter catridge, membran, kebersihan looping distribusi air dan tanki air. Jika antara pemeriksaan saat hasil air di atas baku mutu dan saat hasil air memenuhi baku mutu tidak ada penggantian bhp cosumable catridge maupun membaran dan tanpa adanya proses chemical. Maka salah satu kemungkinan perbedaan hasil tesebut dipengaruhi oleh faktor air baku yang nilai TDSnya berbeda dan kurang stabil. Faktor yang perlu diperhatikan TDS air baku <300 PPM dan kebersihan tandon air baku, penggnatian rutin media pretreatmen, penggaraman rutin, penggunaan filter catridge type pleated 0,1-0,2 micron, rutin penggantian membran, looping air produk dan tanki air produk yang bersih dan bebas dari lumut maupun biofilm, penggantian uv pada air produk.
Pertanyaan dari Handoko (RS Panti Wilasa Citarum) :
Apakah pernah mengalami hasil uji endotoksin melampaui baku mutu? Bila iya titik pengambilan sampling dimana? Lalu tindakan apa yang dilakukan?
Tanggapan :
Pernah, catridge 0,5 mikron diganti dengan kerapatan 0,1 mikron hasilnya lebih stabil dan bagus. Action penggantian dan pelayanan di lanjutkan kembali.
Pertanyaan dari Suhardi (RSMT) :
Standar air baku yang bagaimana yang digunakan agar uji endotoksin tetap terjaga kualitasnya, atau hal penting apa dalam perawatan RO nya?
Tanggapan :
Standar air baku yang kita gunakan dlam pengolahan air RO kami adalah air bak yang nilainya <300 PPM. Salah satu faktor kunci menurut pengalaman saya adalah penggunaan filter catridge tipe pleated dan looping serta tanki air produk yang bebas dari lumut maupun biofilm serta sirkulasi air produk RO yang terus menerus tidak ada air produk yang mengendap.
Pertanyaan dari Agus (PT Sinar Roda Utama) :
1. Untuk pengambilan sampel endotoksin di tangki produk apakah diambil di jalur RO atau di jalur looping?
2. Bagaimana dengan pengambilan sampel RO yang diambil di mesin HD?
Tanggapan :
Secara teknis pengambilan air RO yang ada di looping yang biasa kita ambil sama saja dengan pengambilan air ro yang masuk ke mesin HD karena merupakan satu jalur looping yang sama.
Pertanyaan dari Suhardi (RS PKU Muhammadiyah Temanggung) :
Kualitas air RO kami, pernah endotoksin diatas baku mutu, akan tetapi pemeriksaan bulan berikutnya memenuhi baku mutu, kira-kira yang perlu diatasi aagar kualitas air RO tetap memenuhi standard bagaimana pak?
Tanggapan :
Tata laksana pengambilan sampling, pemilihan laboratorium, maupun monitoring perangkat RO menjadi salah satu faktor penentu terhadap hasil pengujian. Dari monitoring RO misalnya, selain memperhatikan kualitas air produk, desinfeksi terhadap perangkat dan juga jalur distribusi juga membantu untuk mempertahankan tidak adanya kadar mikrobiologi (total bakteri dan endotoksin) yang akan muncul.
Pertanyaan dari Suhardi (RSMT) :
Standar air baku yang bagaimana yang digunakan agar uji endotoksin tetap terjaga kualitasnya, atau hal penting apa dalam perawatan RO nya?
Tanggapan :
Air baku yang direkomendasikan untuk pengolahan air RO adalah air bersih sesuai dengan standar Permenkes nomor 32. Sementara hal-hal penting dalam perawatan RO adalah seperti yg sudah disebutkan di atas mulai dari monitoring rutin terhadap kualitas air produk (conductivity, rejection rate, uji lab fisika-kimia, dll.) termasuk juga desinfeksi mesin RO itu sendiri maupun jalur distribusi serta pemilihan filter dan penggantian filter secara rutin.
Pertanyaan dari Handoko (RS Pantiwilasa Citarum) :
1. Untuk lampu UV bisa digunakan sampai umur berapa jam? Bagaimana cara mengetahui bahwa lampu UV sudah tidak berfungsi lagi dan harus diganti?
2. Air reject dari proses RO yang TDS nya sangat tinggi bisa dimanfaatkan untuk apa?
Tanggapan :
Lampu UV setiap tahun diagnti, lampu UV jika < 80% alarmnya akan berbunyi, air reject tidak disarankan untuk dipakai kembali. Air yang dioplah RO aka n di stell sampai batas yang diinginkan
(Pada dasarnya penggantian lampu UV dilakukan setiap 10000 jam aktif (atau setara dengan 1 tahun 2 bulan), namun untuk memudahkan maka diambil waktu setiap 1 tahun sekali diganti meskipun tidak ada kerusakan. Di tangki produk milik FMC (ROT) terdapat indikator apabila kapasitas lampu UV <85%, maka akan muncul alarm. Selain itu, apabila dlm kurun waktu kurang dari 1 tahun tetapi lampu UV terdapat kendala, maka tetap wajib diganti. Definisi air reject adalah air yang ditolak saat proses purifikasi oleh mesin RO. Artinya, air ini memang seharusnya dibuang langsung karena memang air tersebut adalah sisa dari proses purifikasi. Segala pemanfaatan air reject sebaiknya di diskusikan lebih lanjut dengan vendor yang lebih kompeten terhadap pengolahan air limbah dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh user dan pemberi kebijakan, karena kami (FMC) lebih kompeten dalam hal pengolahan air bersih menjadi air untuk kebutuhan dialisis.)
Pertanyaan dari Heru Darmawan (PT Sinar Roda Utama) :
Bagaimana caranya kita melakukan chemical pada pipa dengan bahan apa dan berapa presentasinya? Bahan dan airnya serta berapa lama dilakukan?
Tanggapan :
Masing-masing vendor memiliki SPO dalam hal melakukan desinfeksi jalur distribusi (chemical pada pipa). Bahan chemical, prosentase, maupun lama waktunya bergantung pada panjang pipa distribusi – jenis pipa distribusi – usia pipa jalur distribusi ataupun faktor2 lainnya (misal: jarak ruang RO dengan ruang tindakan dialisis – pemaparan cahaya terhadap pipa distribusi – dsb.). Mesin RO maupun Tangki Produk (ROT) milik FMC, memiliki kemampuan untuk melakukan proses desinfeksi secara automatis, sehingga membantu user untuk melakukan desinfeksi lebih mudah.

Author